INILAH CARA MENGATASI PHOBIA KETINGGIAN



Phobia ketinggian, disebut juga dengan akrophobia, merupakan ketakutan yang berlebihan terhadap ketinggian. Rasa takut yang dialami penderita phobia ketinggian dapat memicu kecemasan berlebih, panik, stres dan beberapa gejala lainnya.
Seseorang yang menderita phobia ketinggian biasanya akan menghindari kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan tempat-tempat yang tinggi sebagaimana penderita akan menunjukkan reaksi-reaksi yang tidak wajar saat berada di ketinggian.
Saat berada di sebuah gedung tinggi, melintasi sebuah jembatan, melihat keluar jendela dari gedung pencakar langit, atau hanya sekadar duduk di bangku stadium, seorang penderita phobia ketinggian bisa merasakan ketakutan, kecemasan, dan kepanikan yang tidak terkontrol. Reaksi-reaksi lain yang juga dapat muncul, antara lain:
1.      Sensasi fisik seperti detak jantung meningkatvertigopusing, berkeringat, mual, sesak napas, hingga pingsan.
2.      Hanya dengan membayangkan saja, penderita phobia dapat merasa takut dan cemas. Bahkan, sebagian lainnya bisa mengalami serangan panik.
3.      Seseorang yang mengalami phobia sebenarnya menyadari bahwa rasa takut yang dirasakannya tidaklah wajar, tapi mereka tetap tidak dapat meredam rasa takut tersebut.
4.      Seorang anak yang mengalami phobia bisa menjerit-jerit dan/atau menangis tanpa henti. Kondisi phobia turut menjadikan seorang anak untuk tidak mau lepas dari orangtuanya.

Ketakutan, kecemasan, dan kepanikan berlebihan ini jelas bisa mengganggu aktivitas penderita. Bagi sebagian orang yang mengalami ketakutan yang parah, kegiatan ringan seperti memasang tirai, membersihkan lampu, atau mencuci jendela saja sudah cukup menimbulkan rasa takut. Penderita dianjurkan untuk mengatasi rasa takut berlebihan ini melalui:
1.    Terapi perilaku
Terapi perilaku dengan teknik desensitisasi bisa menjadi pilihan untuk mengatasi rasa takut. Terapi ini dilakukan dengan memaparkan pasien pada kondisi yang membuatnya merasa takut dan cemas dalam dosis bertahap. Pasien kemudian diarahkan untuk bersikap lebih tenang dan diajari cara menghadapi ketakutan tersebut. Terapi seperti ini dinilai efektif untuk mengurangi kecemasan ketika pasien berada di kondisi sesungguhnya.
2.    Biasakan diri menghadapi ketakutan
Setelah menjalani terapi, pasien tetap harus melatih diri sendiri untuk mengatasi ketakutannya saat berada di situasi yang membuatnya cemas terkait phobia yang dialaminya.
3.    Terapi virtual
Terapi ini menggunakan bantuan teknologi komputer untuk memvisualisasi sesuatu yang ditakuti penderita phobia melalui penciptaan lingkungan yang menyerupai kenyataan. Beberapa penelitian menunjukkan, cara ini lebih efektif untuk meredam dan mengurangi kecemasan yang dialami penderita phobia ketinggian.
4.    Gunakan obat penenang
Tidak ada obat yang dapat menyembuhkan phobia, tapi obat-obatan anticemas setidaknya mampu menjadikan penderita phobia lebih tenang dalam menghadapi kecemasannya. Meski begitu, penggunaan obat anticemas membutuhkan konsultasi dan anjuran terlebih dahulu dari dokter.

Sebagaimana phobia ketinggian dapat mengganggu aktivitas keseharian seseorang, maka disarankan untuk berkonsultasi kepada dokter atau psikater untuk mendapatkan pengobatan dan arahan mengenai penanganan phobia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini